Jumat, 18 November 2011

Manfaat Gerakan Shalat dan Wudhu

Mungkin sebagian orang menganggap gerakan shalat dan wudhu adalah hal yang tidak mempunyai sisi positif dalam tubuh dan hanya digunakan ibadah, Ternyata shalat dan wudhu mempunyai sisi positif dalam segi kesehatan. Bagi orang yang rajin shalat lima waktu dan sunah pasti akan merasakan hal ini.

Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi ( bedah tumor ) lulusan FK UI dalam bukunya “ Ketika Dokter Memaknai Sholat “ mampu menjabarkan makna gerakan sholat. Bagaimana sebenarnya manfaat sholat dan gerakan-gerakannya secara medis?

Selama ini sholat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita. Mulai dari berwudlu ( bersuci ), gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang sedikit dari kita yang memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini.

1. Manfaat Wudlu
Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan. Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman. Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banya kuman dan flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, Hemophilus sp. Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!

2. Keutamaan Berkumur Berkumur-kumur
dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut.

3.Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung
melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah.

4. Pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kaki
Untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita.

5. Manfaat Kesehatan Sholat Berdiri lurus
Pelurusan tulang belakang dan menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.

6. Takbir merupakan latihan awal pernapasan.
Paru-paru adalah alat pernapasan Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis otot yaitu yang menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru.

7. Dan mengangkat tangan
berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.

8. Dengan ruku’,
memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher. Ruku’ juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya pengapuran. Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk mencegah keluhan prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan ginjal. Sedangkan penekanan kandung kemih oleh tulang belakang dan tulang kemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening (limfe) fungsi utamanya adalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran di dalam darah.

9. Sujud Mencegah Wasir
Sujud mengalirkan getah bening dari tungkai perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dan meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.

10. Duduk di antara dua sujud
dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.

11. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat,
dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.

12. Manfaat Sholat Malam Malam
hari biasanya dingin dan lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut. Banyak lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita. Jadi sholat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah menjadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur. Dengan sholat malam, kita akan mengendalikan urat tidur kita.

Sholat Lebih Canggih dari Yoga “Apakah pendapatmu sekiranya terdapat sebuah sungai di hadapan pintu rumah salah seorang di antara kamu dan dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali. Apakah masih terdapat kotoran pada badannya?”. Para sahabat menjawab : “Sudah pasti tidak terdapat sedikit pun kotoran pada badannya”. Lalu beliau bersabda : “Begitulah perumpamaan sholat lima waktu. Allah menghapus segala keselahan mereka”. (H.R Abu Hurairah r.a).

Jika manfaat gerakan sholat kita betul, maka sangat luar biasa manfaatnya dan lebih canggih daripada yoga. Sangat disayangkan tidak ada universitas yang berani atau sengaja mengembangkan teknik gerakan sholat ini secara ilmiah. Belum lagi manajemen yang terkandung dalam bacaan sholat. Seperti doa iftitah yang berarti mission statement (dalam manajemen strategi). Sedangkan makna bacaan Alfatihah yang kita baca berulang sampai 17 kali adalah objective statement. Tujuan hidup mana yang lebih canggih dibandingkan tujuah hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh kebaikan seperti diperoleh para orang-orang shaleh seperti nabi dan rasul? Dr. Gustafe le Bond mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang paling sepadan dengan penemuan-penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan etika sains harus didukung dengan kekuatan iman. Semoga sholat kita makin terasa manfaatnya.

Sumber : whooila.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hidup secara Islami

Banyak pilihan terkait cara hidup. Dalam perspektif agama, bisa dibedakan antara cara hidup penganut hindu, budha, Kristen, Protestan, Kong Hucu, Islam dan lain-lain termasuk mereka yang atheis sekalipun. Masing-masing ajaran agama itu, didasarkan atas keyakinan, baik terkait dengan konsep ketuhanan, kepercayaan terhadap yang ghaib, makna kehidupan, termasuk kepercayaan terhadap hidup setelah mati. Antara pemeluk agama yang berbeda masing-masing memiliki cara hidup yang berbeda pula, oleh karena di antara mereka memiliki keyakinan masing-masing yang berbeda. Perbedaan itu terkait dalam banyak hal, misalnya konsep tentang tuhan, cara penyembahan, berbagai bentuk ritus, dan bahkan juga keyakinan seseorang setelah meninggal dunia. Tetapi di antara agama yang berbeda-beda itu, terdapat kesamaan, misalnya adanya tempat yang dianggap suci untuk penyembahan, pengorbanan, pernikahan, dan juga upacara-upacara setelah seseorang meninggal dunia. Tulisan singkat ini, ingin memberikan gambaran singkat tentang cara hidup secara Islam. Bahwa ajaran Islam tidak saja berisi petunjuk tentang kegiatan ritual, tetapi menyangkut seluruh aspek kehidupan. Islam memberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan ritual, yang dalam pengertian sederhana disebut ibadah. Akan tetapi ibadah dalam Islam tidak hanya berbentuk ritual, melainkan terkait dengan semua kegiatan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, sementara ulama membedakan antara ibadah mahdhah dan ibadah ghoiru mahdhan. Pembagian tersebut sebenarnya tidak terlalu terkait dengan persoalan penting atau tidak penting, perlu didahulukan atau yang boleh dikemudiankan, utama atau kurang utama, melainkan sebatas kategorisasi untuk memudahkan dalam memahami ibadah dalam Islam. Ibadah mahgdhah misalnya sahadat, shalat, puasa, zakat, haji. Sedangkan yang disebut ghoiru mahdhah adalah semua kegiatan manusia yang terkait dengan kebaikan, misalnya mencari ilmu, menolong orang lain, mengasuh anak yatim, memberi santukan fakir miskin, memudahkan urusan orang dan seterusnya. Kedua jenis ibadah itu harus ditunaikan sebaik-baiknya. Tidak semestinya, kaum muslimin misalnya hanya memilih ibadah mahdhah dan mengabaikan ibadah ghairu mahdhah. Kedua-duanya harus dijalankan sebagai cara hidup Islam. Mengabaikan ibadah ghoiru mahdhah, misalnya tidak peduli terhadap anak yatim dan orang miskin, maka dipandang mendustakan agamanya. Shalat masuk kategori ibadah mahdhah, sekalipun dilakukan dengan khusuk dan tekun akan menjadi sia-sia, manakala mengabaikan orang yang menderita yang seharusnya ditolong. Demikian pula mencari ilmu, masuk kategori ibadah ghoiru mahdhah, akan tetapi jika dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh akan mengantarkan seseorang meraih kemuliaan. Itulah sebabnya, setiap menyebut kata iman, selalu dilanjutkan dengan kata amal shaleh. Iman tidak banyak memberi makna jika tidak membuahkan amal shaleh. Bahkan, amal sahaleh tidak akan bermakna jika tidak didasari oleh ilmu dan akhlakul karimah. Dengan demikian maka jika beberapa konsep itu disebutkan semua, maka Islam menyatukan antara ilmu, iman, amal shaleh dan berujung pada terbentuknya akhlakul karimah. Itulah sebabnya, nabi mengatakaninnama buistu liutammima makarimal akhlak. Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad) diutius untuk menyempurnakan akhlak mulia. Dengan pemahaman seperti itu, maka Islam sebenarnya adalah suatu cara hidup yang khas, yang jelas berbeda dari cara hidup lainnya. Mungkin sebagian ajarannya terdapat kesamaan dengan agama lain, misalnya terkait dengan nilai-nilai, seperti nilai kejujuran, keadilan, kedamaian, kasih sayang, syukur, keikhlasan dan seterusnya adalah karena sifat universalitas ajaran Islam itu. Tetapi, di antara banyak cara hidup tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dipaksa-paksa untuk disamakan atau bahkan sekedar dianggap sama. Dalam perkembangannya yang semakin lama dan juga semakin meluas, Islam sendiri ternyata dipersepsi secara beda hingga menampakkan wajah yang berbeda-beda pula. Akan tetapi, sejauh apapun perbedaan itu, masih memiliki kesamaan. Kesamaan itu misalnya terkait dengan konsep ketuhanan, kenabian, kitab suci, kepercayaan terhadap yang ghaib, hari akhir dan juga cara-cara ibadah yang disebut mahdhah. Jika perbedaan itu terjadi, maka sifatnya tidak terlalu mendasar dan masih bisa disatukan kembali. Bahkan perbedaan itu sudah muncul sejak di zaman shahabat, dan bahkan tatkala Nabi Muhammad masih hidup. Para ulama’ dan atau cendekiawan Islam selalu berpandangan bahwa Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan. Islam memberikan tuntunan hidup mulai dari hal yang bersifat lahir hingga batin. Dalam Islam, apa saja dilaksanakan akan dinilai mulai dari niatnya. Motivasi atau niat menduduki posisi penting dalam semua tindakan manusia.Niat dalam semua tindakan harus benar, yaitu ikhlas karena Allah. Artinya, Islam tidak saja memberi tuntunan terhadap hal yang bersifat lahir, tetapi juga hal yang bersifat sangat pribadi, yaitu aspek batin. Selain itu, semua tindakan, baik yang bersifat mahdhah maupun yang ghoiru mahdhah, yang dilakukan oleh kaum muslimin harus dimulai dengan mengucap basmallah, dilakukan dengan sabar, ikhlas, ikhsan, istiqomah, tawakkal dan diakhiri dengan rasa syukur, dengan mengucapkan hamdallah. Semua itu menghasilkan apa yang disebut dengan amal shaleh, atau kerja yang terbaik, yang dimaksudkan sebagai ibadah atau pengabdian kepada Allah. Dalam Islam, semua kegiatan harus dimaknai sebagai ibadah, atau mengabdi pada Allah. Oleh karena itu, di antara semua manusia memiliki posisi yang sama. Tidak selayaknya seseorang mengabdi terhadap sesama manusia. Dalam komunitas apapun dan di mana pun, antara anak buah dengan atasan sekalipun, dalam hal bekerja, adalah selalu dipandang berposisi sama. Pembedaan hanya terkait dengan tanggung jawab dan jenis pekerjaan. Kualitas pekerjaan, dalam Islam bukan dinilai dari jenis dan posisinya, melainkan dari kesalehannya. Sebagai tukang sapu yang melakukan tugasnya dengan shaleh dan ikhlas, maka bisa jadi, justru lebih mulia dari pekerjaan seorang direktur yang tampak berwibawa namun tidak dilakukan secara shaleh dan tidak ikhlas. Siapapun yang bekerja secara benar, dalam arti berniat secara baik, yaitu diawali dengan mengucap basmallah, dilakukan secara ikhlas, sabar, istiqomah dan yang dilakukan dengan cara terbaik, diliputi oleh suasana bersyukur, maka akan dipandang terbaik menurut Islam. Sebaliknya Islam tidak membolehkan kepada siapapun melakukan kerusakan di muka bumi, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan. Islam selalu berorientasi pada keselamatan bagi semua. Demikian pula, Islam tidak membolehkan saling merugikan, menjatuhkan, dan menyakiti. Islam juga mengembangkan konsep Iakhsan, yaitu bahwa dalam menghadapi berbagai pilihan, maka harus selalu memilih yang terbaik. Semua itu dilakukan atas dasar keyakinan yang kokoh atau keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Prinsip-prinsip seperti itu seharusnya diwujudkan dalam semua kegiatan, baik yang terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan, berpolitik, ekonomi, sosial, berkomunikasi, pendidikan, hukum, dan semua hal lainnya. Dalam bidang ekonomi misalnya, prinsip-prinsip tersebut dijalankan ketika berdagang, bertani, berindustri, dan semua bidang kegiatan lainnya. Islam juga memberikan tuntunan dalam melakukan kegiatan ritual, seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, shalat, pauasa di bulan Ramadhan, zakat dan haji. Itu semua adalah cara hidup menurut pandangan Islam yang harus dijalankan sepanjang waktu dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, Islam adalah sebuah cara hidup atau lebih tepat disebut sebagai budaya Islam. Budaya itu dibangun atas petunjuk dua sumber pokok, yaitu al Qur’an dan hadits nabi. Akhirnya, manakala budaya Islam itu dipelihara dan dijalankan dengan baik, tepat, dan sempurna, maka siapapun akan mendapatkan keselamatan, baik di dunia maupun di akherat. Wallahu a’lam.